ga nyangka aja akhirnya gue kehilangan lo juga, dalam arti sebenernya
gue kirain ini masih bisa diperbaikin, gue kirain gue masih punya waktu buat minta maaf, ternyata nggak
maafin gue yah zi
gue emg ga bisa di kasih kepercayaan sm lo
gue cuma bisa ngerusak aja, gue ga bisa nurutin apa yang lo mau
gue cuma bisa ngancurin diri gue sendiri dan ngebawa elo ikut kaya gue
terus gue harus nyalahin siapa kalo udh gini ? gue harus nerima kenyataan kalo gue ga bisa balikin lo idup lagi kan ? buat minta maaf sm lo
*sigh
salah gue juga sih, gue ngebiarin aja kemaren2 kaya gini dan ga usaha buat balikinnya lagi
karena gue mikir "someday berl, someday"
tapi kenyataannya, someday itu ga pernah ada!
dan gue juga ga pernah berusaha bikin someday itu ada
dan gue juga ga pernah berusaha kan bikin semuanya fine ?
dan gue cuma bisa nangisin elo kan ? nangisin diri gue sendiri ?
nangisin yang lain, nangisin ke bego-an gue!
lo bilang dong sm gue apa yang musti gue lakuin ! nunggu ? nunggu apa ? ga ada lagi yg harus ditunggu.
lo keburu balik ke yang nyiptain elo, udh tenang disana, dan gue msh stuck2 aja disini.
adil ?
"well, apa gue harus nyusul lo ?" itu yang ada di otak gue skrg.
Thursday, February 18, 2010
childish-me
I always love you and ever and ever and ever
finally you leave me first, I knew this moment would come
now you leave me, I'll be back to the childish me
then what else could I wish if you are not here?
well, please tell me what ? nothing ?
ternyata gue tau kalo gue nungguin elo itu sia2 yah ? lo keburu ninggalin gue
lo keburu ninggalin gue dengan gue yang begini. yang manja , yang labil, yang payah
dan lucunya, gue kaget aja cuma gue yang shock :') haha
bingung sumpah gue musti ngapain
sampe-sampe gue ga bisa mikir
yaudahlah, gue cuma bisa minta maaf aja
buat semuanya.
I'll go my way, You'll go your way.
I love u, Uzi .
brln.
finally you leave me first, I knew this moment would come
now you leave me, I'll be back to the childish me
then what else could I wish if you are not here?
well, please tell me what ? nothing ?
ternyata gue tau kalo gue nungguin elo itu sia2 yah ? lo keburu ninggalin gue
lo keburu ninggalin gue dengan gue yang begini. yang manja , yang labil, yang payah
dan lucunya, gue kaget aja cuma gue yang shock :') haha
bingung sumpah gue musti ngapain
sampe-sampe gue ga bisa mikir
yaudahlah, gue cuma bisa minta maaf aja
buat semuanya.
I'll go my way, You'll go your way.
I love u, Uzi .
brln.
Monday, February 8, 2010
To my dad
dad, I miss u so much ! :(
I miss u like a hell, so damn badly.
kesel juga tau ga sih mau kerumah ayah tapi ga jadi mulu!
actually, I'm bored with my situation now ! :(
I need a refresh-ing.
coba aja yah ada ayah disini.
pengen cerita! pengen nangis :(
sumpah, I'm so stuck in my 'now' life .
ga tau lagi harus ngomong apa.
but, I can't wait to see you.
ASAP :)
miss u dad, a lot
-ur daugter
I miss u like a hell, so damn badly.
kesel juga tau ga sih mau kerumah ayah tapi ga jadi mulu!
actually, I'm bored with my situation now ! :(
I need a refresh-ing.
coba aja yah ada ayah disini.
pengen cerita! pengen nangis :(
sumpah, I'm so stuck in my 'now' life .
ga tau lagi harus ngomong apa.
but, I can't wait to see you.
ASAP :)
miss u dad, a lot
-ur daugter
Saturday, February 6, 2010
Sincere Story
yang ini cepen gue yang dibikin pas gue kangeeeennn banget sm ayah gue :( :
__________________________________________________________
Di suatu dusun, hiduplah seorang gadis kecil dan ayahnya hanya mereka berdua.
Ibu dari gadis itu sudah meninggal dunia 2 bulan yang lalu. Ayahnya bekerja serabutan untuk menghidupi mereka.
Suatu hari, gadis itu menangis sesunggukan seorang diri. Ayahnya bertanya
“Ada apa nak? Mengapa kau menangis? Apa ada yang melukaimu?” gadis itu menjawab “Tidak Ayah, aku merindukan Ibu…” sambil terus menangis. Ayahnya merasa bersedih dan memeluk gadis itu.
“Tak ada yang perlu di risaukan, nak. Aku akan merawatmu hingga kau tumbuh dewasa nanti..” katanya menahan tangis. Dia pun telah berjanji pada dirinya sendiri.
Tibalah hari ulang tahun gadis itu yang ke 5. Ayahnya membungkus sebuah boneka kelinci yang dia temukan dari hasil dia memulung dengan kertas koran. Sudah dicuci bersih dan kelihatan bagus.
“Selamat ulang tahun nak! Aku menyayangimu..” kata Ayahnya sambil memberikan hadiah. Gadis itu tersenyum senang saat menerima boneka kelinci itu.
“Terima kasih ayah.. aku senang sekali.” Kata gadis itu sambil memeluk ayahnya.
“Sama-sama nak, maaf harganya tidak seberapa… aku tidak bisa memberikanmu lebih..” kata ayahnya.
Setahun kemudian, gadis itu berusia 6 tahun dan sudah saatnya masuk Sekolah Dasar.
“Aku tidak akan sekolah, yah. Aku mau membantumu bekerja saja. Memulung pun aku mau..” kata gadis itu polos.
“Apa yang kau katakan, nak? Aku akan menyekolahkanmu sampai selesai. Meskipun aku harus mengemis pada orang lain atau apa saja akan kulakukan. Besok aku akan mendaftarkanmu sekolah!” kata ayahnya. Gadis itu hanya berdiam diri.
Lalu ayahnya meminjam uang kepada setiap orang di dusun dan bekerja di toko milik tetangganya, lalu sorenya dia memulung lagi.
Keesokan harinya dia pergi ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya. Mereka pergi ke pasar untuk membeli seragam dan perlengkapan sekolah lainnya.
“Maaf aku tak bisa membelikanmu tas dan sepatu yang bagus. Hanya ini saja…”
Hari demi hari terus berjalan. Kini gadis itu berusia 12 tahun. Ayahnya berjuang keras untuk membayarkan setiap kebutuhan anaknya dan untuk makan sehari-hari. Bahkan dia mengemis untuk membayar ujian semester anaknya. Tapi tak sia-sia, gadis itu akhirnya lulus Sekolah Dasar dengan poin tinggi. Dia mendapatkan beasiswa untuk masuk SMP.
“Aku bangga padamu,nak.. aku menggantungkan harapan besar padamu. Suatu hari, kamu yang akan merawatku.. suatu hari, aku akan melihatmu sukses..” kata ayahnya sambil menyeka airmata. Gadis itu mengecup pipi ayahnya.
“Terima kasih ayah, aku akan membuatmu bangga dan ini janjiku..”
Dengan beasiswa itu, sang gadispun masuk ke SMP terdekat di dusun itu. Dia tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan selalu dapat diandalkan. Dia selalu mendapat ranking di kelasnya.
Saat ini dia berusia 13 tahun.
Tiba hari pembagian rapot kenaikan kelas. Ayahnya datang dengan pakaian lusuh karena habis menyelesaikan pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Semua mata melihat padanya dan bertanya-tanya siapa dia. Ayahnya menemui guru dengan langkah rendah hati. Sang gadis menghampiri ayahnya dan berkata “Bu guru, ini adalah ayah saya..” dengan sukacita. Wali kelasnya menatap heran, beberapa orangtua murid juga menatap pada sang ayah. Tapi gadis itu tidak merasa malu sama sekali.
Tibalah hari kelulusan si gadis dari SMP itu.
Nilainya menurun derastis. Dia tidak mendapatkan beasiswa lagi.
“Kenapa nilaimu turun, nak? Apa saja yang kau lakukan?” Tanya ayahnya putus asa.
“Ayah, sebenarnya… sudah 6 bulan aku bekerja sebagai pengamen jalanan bersana teman-temanku. Setiap pulang sekolah aku pergi ke jalan dan tiba di rumah sebelum kau pulang. Aku tidak ingin merepotkanmu. Aku menabung agar aku bisa membayar sekolah SMA ku sendiri…” pengakuan gadis itu sambil menangis karma takut di marahi oleh ayahnya. Ayahnya terharu dan mengusap airmata dari anaknya.
“Kenapa kau harus bekerja? Cukup kau sekolah yang benar saja aku akan senang sekali… biar aku yang bekerja. Ini tugasku.. mulai sekarang kau akan masuk SMA dan aku akan berusaha membayarkan semua kebutuhanmu!” kata ayahnya.
Kini gadis itu berusia 17tahun. Dia duduk di kelas 3 SMA. Ayahnya pergi mendonorkan darahnya untuk membayar uang ujian akhir si gadis. Namun diam-diam, sang gadis juga menyelinap pergi menjadi loper koran untuk menambah biaya.
Di perjalanan si ayah dari mendonorkan darahnya, dia melihat sang gadis sedang menjajahkan korannya pada pengemudi kendaraan. Ayahnya marah sekali karma dia tidak menuruti kata-katanya. Si ayah menghampiri anaknya.
“Apa yang kau lakukan disini?!” kata sang ayah. Gadis itu kaget dan menjatuhkan dagangannya di jalan, terlindas oleh mobil-mobil mewah yang melintas.
“Aku.. aa..”
“Aku sangat marah padamu! Sekarang kau mulai menjadi seorang pembangkang! Kau pantas di hokum!” Ayahnya berteriak-teriak dan membuat perhatian dari orang-orang di jalan. Gadis itu menagis dan menundukan kepala.
“Maafkan aku ayah..” belum selesai dia berbicara, ayahnya menampar si gadis. Perih terasa di pipi si gadis. Gadis itu berlutut pada ayahnya di pinggir jalan. Semua orang memperhatikan.
“Hukumlah aku, kalau perlu cambuk aku. Aku tak akan melawan.” Kata gadis itu pasrah. Ayahnya menagis dan mengangkat tubuh sang gadis dari jalanan yang berdebu. Namun sang gadis langsung berlari menyebrang jalan yang ramai. Dia tidak melihat sebuah motor sedang melaju cepat.
“Awaass!!!” kata sang ayah berusaha mengejar. Namun terlambat, sang gadis tertabrak motor dan tersimpuh di jalan. Dari arah berlawanan sebuah mobil pribadi juga melaju cepat dan tak sempat mengendalikan lajunya. Gadis itu bertabrak keras dan berdarah. Semuanya menjadi gelap…terdengar sayup-sayup teriakan orang-orang dan klakson kendaraan dan juga tangis ayahnya yang pecah.
Saat terbangun, semuannya samar-samar. Ayahnya tertidur di samping tempat tidur rumah sakit dengan mata sembab. Gadis itu memanggil ayahnya. Ayahnya pun terbangun dengan kaget.
“Kau sudah sadar? Syukurlah..” kata ayahnya berkaca-kaca.
“Dimana aku ?” Tanya si gadis.
“Di rumah sakit nak, kau tertabrak 2 kali dan sangat keras hingga kau tak sadarkan diri. Kau sudah 2 hari tidak sadar..” jawab ayahnya.
“Ayah.. maafkan aku… aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi.” Kata si gadis sambil menangis.
“Sudah, tidak perlu.. aku memaafkanmu. Tapi ku mohon kau tetap disini bersamaku nak..” kata sang ayah.
“aku akan pulang kerumah..”
Sang ayah bekerja siang malam untuk membayar biaya rumah sakit anaknya. Dengan sumbangan dari tetangganya. Dia memulung, mengemis, menjadi kuli pasar, dan bekerja di toko setiap hari.
*****
Bertahun-tahun setelah kejadian itu…
Si gadis sekarang sudah dewasa dan bertunangan dengan seorang pria kota yang kaya.
Di hari pernikahannya…
Dia berjanji suci pada si pria untuk terikat dalam pernikahan.
Lalu sang gadis mengambil mikrofon dan menceritakan tentang ayahnya yang merawatnya dari kecil seorang diri. Sang gadis dalam balutan gaun putih yang anggun menghampiri ayahnya dan memeluknya.
“Terimakasih ayah..” bisiknya. Sang ayah menangis haru.
“Ikutlah bersamaku dan suamiku.. aku akan membahagiakanmu, seperti yang kau harapkan.. aku akan merawatmu selama ku bisa. Aku berjanji.” Gadis itu menagis dalam pelukan ayahnya. Semua orang yang hadir berdiri dan bertepuk tangan.
“Kau seperti yang kuharapkan. Aku menyayangimu..” kata ayahnya terisak.
“Bahagialah kau dengan suamimu… tugasku sudah selesai.” Lanjut si ayah.
Lalu si gadis memberikan sebuah kotak dibungkus dengan kertas berwarna emas pada ayahnya. Di dalamnya ada sebuah boneka kelinci yang lusuh.
“Aku selalu menyimpan itu.. tak akan ku lupakan benda terbaik yang pernah ku dapat di hari ulang tahunku yang ke 5. darimu ayah, aku tak perduli meskipun itu di dapat dari tempat sampahpun, karena ku tau ketulusanmu..”
guys. please remember this :
You will never know how big someone sacrifice for you, make that person happy as long as you can :')
__________________________________________________________
Di suatu dusun, hiduplah seorang gadis kecil dan ayahnya hanya mereka berdua.
Ibu dari gadis itu sudah meninggal dunia 2 bulan yang lalu. Ayahnya bekerja serabutan untuk menghidupi mereka.
Suatu hari, gadis itu menangis sesunggukan seorang diri. Ayahnya bertanya
“Ada apa nak? Mengapa kau menangis? Apa ada yang melukaimu?” gadis itu menjawab “Tidak Ayah, aku merindukan Ibu…” sambil terus menangis. Ayahnya merasa bersedih dan memeluk gadis itu.
“Tak ada yang perlu di risaukan, nak. Aku akan merawatmu hingga kau tumbuh dewasa nanti..” katanya menahan tangis. Dia pun telah berjanji pada dirinya sendiri.
Tibalah hari ulang tahun gadis itu yang ke 5. Ayahnya membungkus sebuah boneka kelinci yang dia temukan dari hasil dia memulung dengan kertas koran. Sudah dicuci bersih dan kelihatan bagus.
“Selamat ulang tahun nak! Aku menyayangimu..” kata Ayahnya sambil memberikan hadiah. Gadis itu tersenyum senang saat menerima boneka kelinci itu.
“Terima kasih ayah.. aku senang sekali.” Kata gadis itu sambil memeluk ayahnya.
“Sama-sama nak, maaf harganya tidak seberapa… aku tidak bisa memberikanmu lebih..” kata ayahnya.
Setahun kemudian, gadis itu berusia 6 tahun dan sudah saatnya masuk Sekolah Dasar.
“Aku tidak akan sekolah, yah. Aku mau membantumu bekerja saja. Memulung pun aku mau..” kata gadis itu polos.
“Apa yang kau katakan, nak? Aku akan menyekolahkanmu sampai selesai. Meskipun aku harus mengemis pada orang lain atau apa saja akan kulakukan. Besok aku akan mendaftarkanmu sekolah!” kata ayahnya. Gadis itu hanya berdiam diri.
Lalu ayahnya meminjam uang kepada setiap orang di dusun dan bekerja di toko milik tetangganya, lalu sorenya dia memulung lagi.
Keesokan harinya dia pergi ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya. Mereka pergi ke pasar untuk membeli seragam dan perlengkapan sekolah lainnya.
“Maaf aku tak bisa membelikanmu tas dan sepatu yang bagus. Hanya ini saja…”
Hari demi hari terus berjalan. Kini gadis itu berusia 12 tahun. Ayahnya berjuang keras untuk membayarkan setiap kebutuhan anaknya dan untuk makan sehari-hari. Bahkan dia mengemis untuk membayar ujian semester anaknya. Tapi tak sia-sia, gadis itu akhirnya lulus Sekolah Dasar dengan poin tinggi. Dia mendapatkan beasiswa untuk masuk SMP.
“Aku bangga padamu,nak.. aku menggantungkan harapan besar padamu. Suatu hari, kamu yang akan merawatku.. suatu hari, aku akan melihatmu sukses..” kata ayahnya sambil menyeka airmata. Gadis itu mengecup pipi ayahnya.
“Terima kasih ayah, aku akan membuatmu bangga dan ini janjiku..”
Dengan beasiswa itu, sang gadispun masuk ke SMP terdekat di dusun itu. Dia tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan selalu dapat diandalkan. Dia selalu mendapat ranking di kelasnya.
Saat ini dia berusia 13 tahun.
Tiba hari pembagian rapot kenaikan kelas. Ayahnya datang dengan pakaian lusuh karena habis menyelesaikan pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Semua mata melihat padanya dan bertanya-tanya siapa dia. Ayahnya menemui guru dengan langkah rendah hati. Sang gadis menghampiri ayahnya dan berkata “Bu guru, ini adalah ayah saya..” dengan sukacita. Wali kelasnya menatap heran, beberapa orangtua murid juga menatap pada sang ayah. Tapi gadis itu tidak merasa malu sama sekali.
Tibalah hari kelulusan si gadis dari SMP itu.
Nilainya menurun derastis. Dia tidak mendapatkan beasiswa lagi.
“Kenapa nilaimu turun, nak? Apa saja yang kau lakukan?” Tanya ayahnya putus asa.
“Ayah, sebenarnya… sudah 6 bulan aku bekerja sebagai pengamen jalanan bersana teman-temanku. Setiap pulang sekolah aku pergi ke jalan dan tiba di rumah sebelum kau pulang. Aku tidak ingin merepotkanmu. Aku menabung agar aku bisa membayar sekolah SMA ku sendiri…” pengakuan gadis itu sambil menangis karma takut di marahi oleh ayahnya. Ayahnya terharu dan mengusap airmata dari anaknya.
“Kenapa kau harus bekerja? Cukup kau sekolah yang benar saja aku akan senang sekali… biar aku yang bekerja. Ini tugasku.. mulai sekarang kau akan masuk SMA dan aku akan berusaha membayarkan semua kebutuhanmu!” kata ayahnya.
Kini gadis itu berusia 17tahun. Dia duduk di kelas 3 SMA. Ayahnya pergi mendonorkan darahnya untuk membayar uang ujian akhir si gadis. Namun diam-diam, sang gadis juga menyelinap pergi menjadi loper koran untuk menambah biaya.
Di perjalanan si ayah dari mendonorkan darahnya, dia melihat sang gadis sedang menjajahkan korannya pada pengemudi kendaraan. Ayahnya marah sekali karma dia tidak menuruti kata-katanya. Si ayah menghampiri anaknya.
“Apa yang kau lakukan disini?!” kata sang ayah. Gadis itu kaget dan menjatuhkan dagangannya di jalan, terlindas oleh mobil-mobil mewah yang melintas.
“Aku.. aa..”
“Aku sangat marah padamu! Sekarang kau mulai menjadi seorang pembangkang! Kau pantas di hokum!” Ayahnya berteriak-teriak dan membuat perhatian dari orang-orang di jalan. Gadis itu menagis dan menundukan kepala.
“Maafkan aku ayah..” belum selesai dia berbicara, ayahnya menampar si gadis. Perih terasa di pipi si gadis. Gadis itu berlutut pada ayahnya di pinggir jalan. Semua orang memperhatikan.
“Hukumlah aku, kalau perlu cambuk aku. Aku tak akan melawan.” Kata gadis itu pasrah. Ayahnya menagis dan mengangkat tubuh sang gadis dari jalanan yang berdebu. Namun sang gadis langsung berlari menyebrang jalan yang ramai. Dia tidak melihat sebuah motor sedang melaju cepat.
“Awaass!!!” kata sang ayah berusaha mengejar. Namun terlambat, sang gadis tertabrak motor dan tersimpuh di jalan. Dari arah berlawanan sebuah mobil pribadi juga melaju cepat dan tak sempat mengendalikan lajunya. Gadis itu bertabrak keras dan berdarah. Semuanya menjadi gelap…terdengar sayup-sayup teriakan orang-orang dan klakson kendaraan dan juga tangis ayahnya yang pecah.
Saat terbangun, semuannya samar-samar. Ayahnya tertidur di samping tempat tidur rumah sakit dengan mata sembab. Gadis itu memanggil ayahnya. Ayahnya pun terbangun dengan kaget.
“Kau sudah sadar? Syukurlah..” kata ayahnya berkaca-kaca.
“Dimana aku ?” Tanya si gadis.
“Di rumah sakit nak, kau tertabrak 2 kali dan sangat keras hingga kau tak sadarkan diri. Kau sudah 2 hari tidak sadar..” jawab ayahnya.
“Ayah.. maafkan aku… aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi.” Kata si gadis sambil menangis.
“Sudah, tidak perlu.. aku memaafkanmu. Tapi ku mohon kau tetap disini bersamaku nak..” kata sang ayah.
“aku akan pulang kerumah..”
Sang ayah bekerja siang malam untuk membayar biaya rumah sakit anaknya. Dengan sumbangan dari tetangganya. Dia memulung, mengemis, menjadi kuli pasar, dan bekerja di toko setiap hari.
*****
Bertahun-tahun setelah kejadian itu…
Si gadis sekarang sudah dewasa dan bertunangan dengan seorang pria kota yang kaya.
Di hari pernikahannya…
Dia berjanji suci pada si pria untuk terikat dalam pernikahan.
Lalu sang gadis mengambil mikrofon dan menceritakan tentang ayahnya yang merawatnya dari kecil seorang diri. Sang gadis dalam balutan gaun putih yang anggun menghampiri ayahnya dan memeluknya.
“Terimakasih ayah..” bisiknya. Sang ayah menangis haru.
“Ikutlah bersamaku dan suamiku.. aku akan membahagiakanmu, seperti yang kau harapkan.. aku akan merawatmu selama ku bisa. Aku berjanji.” Gadis itu menagis dalam pelukan ayahnya. Semua orang yang hadir berdiri dan bertepuk tangan.
“Kau seperti yang kuharapkan. Aku menyayangimu..” kata ayahnya terisak.
“Bahagialah kau dengan suamimu… tugasku sudah selesai.” Lanjut si ayah.
Lalu si gadis memberikan sebuah kotak dibungkus dengan kertas berwarna emas pada ayahnya. Di dalamnya ada sebuah boneka kelinci yang lusuh.
“Aku selalu menyimpan itu.. tak akan ku lupakan benda terbaik yang pernah ku dapat di hari ulang tahunku yang ke 5. darimu ayah, aku tak perduli meskipun itu di dapat dari tempat sampahpun, karena ku tau ketulusanmu..”
guys. please remember this :
You will never know how big someone sacrifice for you, make that person happy as long as you can :')
Our Memories
ini adalah cerpen yang gue bikin udah lama, tapi gue masih mau baca baca , hahaa , cekidot!:
______________________________________________________________________
Aku duduk di samping makam itu dan tak hentinya mengeluarkan airmata jatuh ke tanah yang merah dan basah, juga dipenuhi bunga itu.
aku memeluk nisannya sambil menabur bunga lengkap dengan setelah dress warna hitamku
Tiba-tiba, seorang menepuk pundaku lembut, aku kenal dia, tante Mery namanya, dia adalah mamahnya Rain...
"Dila, kamu masih disini? Ini udah siang." katanya padaku.
"nggak, tante, Dila masih pengen disini." kataku.
"sabar yah sayang, tante juga sedih banget" katanya memelukku. tangisku pecah di pelukannya.
"terlalu cepet tan" kataku lirih. dia membelai rambutku seakan mengeri isi hatiku.
lalu dia mengambil sebuah kotak berwarna ungu dari tasnya, menyodorkanya padaku.
"apa ini tante?" tanyaku bingung.
"sebelum dia pergi, Rain sempat kasih ini ke tante. Dia bilang buat kamu. Dan jangan sampai dibuka orang selain kamu. Ini..." jelasnya. Aku menerima kotak ungu itu, warna kesukaanku. aku tidak membukanya dan hanya menerk-nerka apa yang ada di dalamnya.
"dibuka yah sayang, tante tinggal dulu.. kamu nanti jangan sore-sore pulangnya" pesannya sembari mengecup keningku dan melambai padaku.
Aku membuka perlahan kotak itu. Tidak ada yang istimewa. Hanya ada sebuah buku bermotif garis hitam putih disana. Aku membuka buku itu. Ternyata ini diary Rain, aku membuka halaman pertama buku itu..
"Dear diary,
hari ini gw sekolah, biasa banget yah? Tp kali ini ada yg gak biasa. Kelas gw kedatangan murid baru, namanya Dila, ga tau kenapa rasanya dia beda dari yang lain. Gw gak ngerti juga deh kenapa gw jadi aneh gini ngeliat dia? Ah, tapi mungkin cuma mimpi aja... Lagian, dia g mungkin mau sama cowo kaya gw..."
oh, aku ingat, hari dimana aku baru pindah dari sekolahku yang lama.Saat itu, aku melihat Rain, dia pendiam sekali. Aku duduk di depanya dan mengajaknya berkenalan..
aku membuka beberapa halaman kemudian..
"Dear diary,
tadi siang, sialnya otak gw kambuh lagi ! Damn!! Tapo tadi ada yg nolongin gw, Dila, yang waktu itu gw ceritain. Dia ngajak gw ke UKS, Tp gw ga mau. Buat apa? Tinggal nunggu mati juga kan?..."
aku juga ingat yang ini,saat aku mau ke toilet, aku mendengar suara orang berteriak, aku nekat masuk toilet cowo dan mendobrak salah satu pintu. Disana, Rain terduduk sambil meringis. Aku tanya kenapa dia? Dia malah menyuruhku pergi. Tapi aku tak bisa meninggalkan dia dgn keadaan seperti itu. Aku nekat merebut handphonenya. Aku mencari nomor orang yg mungkin dapat menolongnya. Ternyata aku menelfon mamahnya, tante Mery, dia sangat kaget dan bilang akn sgera datang kesekolah. Selama itu, aku mengajaknya ke UKS, Tp dia menolak, akhirnya aku membawanya keruang guru.
di halaman yang lain...
"Dear diary,
hari ini, gw seneng... Banget !! Tadi, gw nyoba ngomong sama Dila, gw nembak dia. Dan jawabanya... IYA ! Gw ga nyangka dia mau sama gw, padahal selama 1 semester ini, gw ga bgtu dkt sama dia..."
aku sangat ingat hari itu, hari dimana dia bicara padaku. Dia bilang suka padaku dan memintaku jd pacarnya, saat itu aku tidak ykn dgn perasaanku. Tp, ada sesuatu yg memaksaku untk bilang IYA...
aku mulai terisak lg, tp aku tetap penasaran ingin membaca buku itu terus...
".... Hari ini gw masuk rumah sakit.damn ! Padahal hari ini gw pengen ngajak Dila dinner. Hari ini dia ultah, gw pgn ngasih sesuatu yg special buat dia. Tp gw malah tiduran di RS bgini. Dia pasti marah bgt sama gw ! Hhh... Happy birthday yah Dil, maaf aku ga cukup kuat buat ngerayain bareng kamu, aku lemah, aku minta maaf..."
hari ulang tahunku. saat itu aku benar2 marah pada Rain. Aku sudah menunggunya di resto, Tapi dia tdk datang, dan membiarkanku menunggu lama sekali, aku meninggalkan resto dgn benci, aku sempat memakinya lewat sms. Tapi tidak pernah ada jawaban.
di halaman terakhir buku itu...
"... G tau kenapa, Dila tiba2 dtg ke RS. Darimana dia tau? Gw g pernah jujur sama dia. Tp gw tenang, dia blg g mau kehilangan gw. Dia bawain fethucini kesukaan gw, dia nangis, gw tanya kenapa? Tp dia blg cuma kelilipan. Gw tau dia bohong. Tp, skrg gw udah tenang bwt tinggalin dya. Gw udh divonis dokter g bs sembuh lg. Skrg tnggl nunggu kapan saatnya..."
hari terakhir aku bertemu Rain,aku ada ditempat les. Tiba2, tante mery melambai dan menyuruhku masuk ke mobilnya. Darimana dia tau aku disini? Selama ini, aku tdk pernah dkt dgn keluarga Rain. Hanya sekedar bertemu dan menyapa jika aku sdg main kerumahnya. tante mery cerita padaku di mobil. Dia memintaku ikut dgnya ke RS, tentu aku kaget. Siapa yg sakit ? Trnyata Rain, tante blg, dia daridulu punya penyakit tumor otak. Dia divonis dokter tak bs sembuh lagi. Tante mery terisak, apalagi aku. Kenapa dia tdk pernah blg sbelumny padaku? Aku merasa marah sekaligus sedih, mungkin ini alasan aku terdorong untk blg IYA saat Rain blg cinta padaku, mungkin aku adalah org yg harus membuatnya bhagia disaat trakhirnya, mungkin aku yg harus membuatny mrasakan bhagia memiliki seseorang yg juga sayang padanya. Tapi aku menyesal, aku tdk pernah melakukan itu untk Rain, aku tdk pernah membuatnya senang. Aku selalu marah padanya saat dia telat menjemputku ditempat les.aku memakiny saat tdk datang ke resto. Aku tdk pernah membuatnya bahagia. Aku memutuskan untuk membeli makanan ksukaanya. Dan ikt kerumah skt. Aku trus menahan haru mlihat Rain trsenyum dan memakan fethucini yg kubeli. Lalu aku plg kerumah, dijalan, aku masih menangis.
lalu, secarik kertas jatuh dari selipan buku itu, wangi sekali . disana tertulis..
"hai Dila, km udah baca? Maaf slama ini aku g pernah jujur sm kamu. Mmm... Mungkin pas km bca ini aku udh ninggalin kamu. hahaha. Maaf yah, aku blm sempet bkn km seneng... Aku harap km ngerti. Aku tau aku salah, aku ngajak km ke dunia aku, dan ikt susah brg aku, aku bnr2 nyesel. Kamu boleh benci sm aku. Pantas...
Dan, trimakash udh mau jd miliku, trimaksh udh temenin aku smpai aku pergi..
Kamu boleh bakar buku ini, sobek juga boleh. Atw km simpen jika km mau...
Sorry... -rain-"
Aku terisak. Sangat! Aku memutuskan menyimpan buku itu. Aku memaafkan Rain, bhkan harusny aku yg minta maaf, aku menaburkan bunga ke makam Rain.
"selamat jalan, Rain..." kataku lirih. Aku berbalik meninggalkan makam smbl menggenggam diary Rain.. Dan aku tdk akan membiarkan kenanganya mati juga...
______________________________________________________________________
Aku duduk di samping makam itu dan tak hentinya mengeluarkan airmata jatuh ke tanah yang merah dan basah, juga dipenuhi bunga itu.
aku memeluk nisannya sambil menabur bunga lengkap dengan setelah dress warna hitamku
Tiba-tiba, seorang menepuk pundaku lembut, aku kenal dia, tante Mery namanya, dia adalah mamahnya Rain...
"Dila, kamu masih disini? Ini udah siang." katanya padaku.
"nggak, tante, Dila masih pengen disini." kataku.
"sabar yah sayang, tante juga sedih banget" katanya memelukku. tangisku pecah di pelukannya.
"terlalu cepet tan" kataku lirih. dia membelai rambutku seakan mengeri isi hatiku.
lalu dia mengambil sebuah kotak berwarna ungu dari tasnya, menyodorkanya padaku.
"apa ini tante?" tanyaku bingung.
"sebelum dia pergi, Rain sempat kasih ini ke tante. Dia bilang buat kamu. Dan jangan sampai dibuka orang selain kamu. Ini..." jelasnya. Aku menerima kotak ungu itu, warna kesukaanku. aku tidak membukanya dan hanya menerk-nerka apa yang ada di dalamnya.
"dibuka yah sayang, tante tinggal dulu.. kamu nanti jangan sore-sore pulangnya" pesannya sembari mengecup keningku dan melambai padaku.
Aku membuka perlahan kotak itu. Tidak ada yang istimewa. Hanya ada sebuah buku bermotif garis hitam putih disana. Aku membuka buku itu. Ternyata ini diary Rain, aku membuka halaman pertama buku itu..
"Dear diary,
hari ini gw sekolah, biasa banget yah? Tp kali ini ada yg gak biasa. Kelas gw kedatangan murid baru, namanya Dila, ga tau kenapa rasanya dia beda dari yang lain. Gw gak ngerti juga deh kenapa gw jadi aneh gini ngeliat dia? Ah, tapi mungkin cuma mimpi aja... Lagian, dia g mungkin mau sama cowo kaya gw..."
oh, aku ingat, hari dimana aku baru pindah dari sekolahku yang lama.Saat itu, aku melihat Rain, dia pendiam sekali. Aku duduk di depanya dan mengajaknya berkenalan..
aku membuka beberapa halaman kemudian..
"Dear diary,
tadi siang, sialnya otak gw kambuh lagi ! Damn!! Tapo tadi ada yg nolongin gw, Dila, yang waktu itu gw ceritain. Dia ngajak gw ke UKS, Tp gw ga mau. Buat apa? Tinggal nunggu mati juga kan?..."
aku juga ingat yang ini,saat aku mau ke toilet, aku mendengar suara orang berteriak, aku nekat masuk toilet cowo dan mendobrak salah satu pintu. Disana, Rain terduduk sambil meringis. Aku tanya kenapa dia? Dia malah menyuruhku pergi. Tapi aku tak bisa meninggalkan dia dgn keadaan seperti itu. Aku nekat merebut handphonenya. Aku mencari nomor orang yg mungkin dapat menolongnya. Ternyata aku menelfon mamahnya, tante Mery, dia sangat kaget dan bilang akn sgera datang kesekolah. Selama itu, aku mengajaknya ke UKS, Tp dia menolak, akhirnya aku membawanya keruang guru.
di halaman yang lain...
"Dear diary,
hari ini, gw seneng... Banget !! Tadi, gw nyoba ngomong sama Dila, gw nembak dia. Dan jawabanya... IYA ! Gw ga nyangka dia mau sama gw, padahal selama 1 semester ini, gw ga bgtu dkt sama dia..."
aku sangat ingat hari itu, hari dimana dia bicara padaku. Dia bilang suka padaku dan memintaku jd pacarnya, saat itu aku tidak ykn dgn perasaanku. Tp, ada sesuatu yg memaksaku untk bilang IYA...
aku mulai terisak lg, tp aku tetap penasaran ingin membaca buku itu terus...
".... Hari ini gw masuk rumah sakit.damn ! Padahal hari ini gw pengen ngajak Dila dinner. Hari ini dia ultah, gw pgn ngasih sesuatu yg special buat dia. Tp gw malah tiduran di RS bgini. Dia pasti marah bgt sama gw ! Hhh... Happy birthday yah Dil, maaf aku ga cukup kuat buat ngerayain bareng kamu, aku lemah, aku minta maaf..."
hari ulang tahunku. saat itu aku benar2 marah pada Rain. Aku sudah menunggunya di resto, Tapi dia tdk datang, dan membiarkanku menunggu lama sekali, aku meninggalkan resto dgn benci, aku sempat memakinya lewat sms. Tapi tidak pernah ada jawaban.
di halaman terakhir buku itu...
"... G tau kenapa, Dila tiba2 dtg ke RS. Darimana dia tau? Gw g pernah jujur sama dia. Tp gw tenang, dia blg g mau kehilangan gw. Dia bawain fethucini kesukaan gw, dia nangis, gw tanya kenapa? Tp dia blg cuma kelilipan. Gw tau dia bohong. Tp, skrg gw udah tenang bwt tinggalin dya. Gw udh divonis dokter g bs sembuh lg. Skrg tnggl nunggu kapan saatnya..."
hari terakhir aku bertemu Rain,aku ada ditempat les. Tiba2, tante mery melambai dan menyuruhku masuk ke mobilnya. Darimana dia tau aku disini? Selama ini, aku tdk pernah dkt dgn keluarga Rain. Hanya sekedar bertemu dan menyapa jika aku sdg main kerumahnya. tante mery cerita padaku di mobil. Dia memintaku ikut dgnya ke RS, tentu aku kaget. Siapa yg sakit ? Trnyata Rain, tante blg, dia daridulu punya penyakit tumor otak. Dia divonis dokter tak bs sembuh lagi. Tante mery terisak, apalagi aku. Kenapa dia tdk pernah blg sbelumny padaku? Aku merasa marah sekaligus sedih, mungkin ini alasan aku terdorong untk blg IYA saat Rain blg cinta padaku, mungkin aku adalah org yg harus membuatnya bhagia disaat trakhirnya, mungkin aku yg harus membuatny mrasakan bhagia memiliki seseorang yg juga sayang padanya. Tapi aku menyesal, aku tdk pernah melakukan itu untk Rain, aku tdk pernah membuatnya senang. Aku selalu marah padanya saat dia telat menjemputku ditempat les.aku memakiny saat tdk datang ke resto. Aku tdk pernah membuatnya bahagia. Aku memutuskan untuk membeli makanan ksukaanya. Dan ikt kerumah skt. Aku trus menahan haru mlihat Rain trsenyum dan memakan fethucini yg kubeli. Lalu aku plg kerumah, dijalan, aku masih menangis.
lalu, secarik kertas jatuh dari selipan buku itu, wangi sekali . disana tertulis..
"hai Dila, km udah baca? Maaf slama ini aku g pernah jujur sm kamu. Mmm... Mungkin pas km bca ini aku udh ninggalin kamu. hahaha. Maaf yah, aku blm sempet bkn km seneng... Aku harap km ngerti. Aku tau aku salah, aku ngajak km ke dunia aku, dan ikt susah brg aku, aku bnr2 nyesel. Kamu boleh benci sm aku. Pantas...
Dan, trimakash udh mau jd miliku, trimaksh udh temenin aku smpai aku pergi..
Kamu boleh bakar buku ini, sobek juga boleh. Atw km simpen jika km mau...
Sorry... -rain-"
Aku terisak. Sangat! Aku memutuskan menyimpan buku itu. Aku memaafkan Rain, bhkan harusny aku yg minta maaf, aku menaburkan bunga ke makam Rain.
"selamat jalan, Rain..." kataku lirih. Aku berbalik meninggalkan makam smbl menggenggam diary Rain.. Dan aku tdk akan membiarkan kenanganya mati juga...
Ignorance is your new best friend !
If I'm a bad person, you don't like me
Well, I guess I'll make my own way
It's a circle, a mean cycle
I can't excite you anymore
Where's your gavel? Your jury?
What's my offense this time?
You're not a judge but if you're gonna judge me
Well, sentence me to another life
Don't wanna hear your sad songs
I don't wanna feel your pain
When you swear it's all my fault
'Cause you know we're not the same
No, we're not the same, oh, we're not the same
We're the friends who stuck together
We wrote our names in blood
But I guess you can't accept that the change is good
It's good, it's good
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
This is the best thing that could've happened
Any longer and I wouldn't have made it
It's not a war, no, it's not a rapture
I'm just a person but you can't take it
The same tricks that, that once fooled me
They won't get you anywhere
I'm not the same kid from your memory
Well, now I can fend for myself
Don't wanna hear your sad songs
I don't wanna feel your pain
When you swear it's all my fault
'Cause you know we're not the same
No, we're not the same, oh, we're not the same
Yeah, we used to stick together
We wrote our names in blood
But I guess you can't accept that the change is good
It's good, it's good
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out
Well, I guess I'll make my own way
It's a circle, a mean cycle
I can't excite you anymore
Where's your gavel? Your jury?
What's my offense this time?
You're not a judge but if you're gonna judge me
Well, sentence me to another life
Don't wanna hear your sad songs
I don't wanna feel your pain
When you swear it's all my fault
'Cause you know we're not the same
No, we're not the same, oh, we're not the same
We're the friends who stuck together
We wrote our names in blood
But I guess you can't accept that the change is good
It's good, it's good
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
This is the best thing that could've happened
Any longer and I wouldn't have made it
It's not a war, no, it's not a rapture
I'm just a person but you can't take it
The same tricks that, that once fooled me
They won't get you anywhere
I'm not the same kid from your memory
Well, now I can fend for myself
Don't wanna hear your sad songs
I don't wanna feel your pain
When you swear it's all my fault
'Cause you know we're not the same
No, we're not the same, oh, we're not the same
Yeah, we used to stick together
We wrote our names in blood
But I guess you can't accept that the change is good
It's good, it's good
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Ignorance is your new best friend
Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
Well, I guess I'll go, I best be on my way out
You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go, I best be on my way out