ini adalah cerpen yang gue bikin udah lama, tapi gue masih mau baca baca , hahaa , cekidot!:
______________________________________________________________________
Aku duduk di samping makam itu dan tak hentinya mengeluarkan airmata jatuh ke tanah yang merah dan basah, juga dipenuhi bunga itu.
aku memeluk nisannya sambil menabur bunga lengkap dengan setelah dress warna hitamku
Tiba-tiba, seorang menepuk pundaku lembut, aku kenal dia, tante Mery namanya, dia adalah mamahnya Rain...
"Dila, kamu masih disini? Ini udah siang." katanya padaku.
"nggak, tante, Dila masih pengen disini." kataku.
"sabar yah sayang, tante juga sedih banget" katanya memelukku. tangisku pecah di pelukannya.
"terlalu cepet tan" kataku lirih. dia membelai rambutku seakan mengeri isi hatiku.
lalu dia mengambil sebuah kotak berwarna ungu dari tasnya, menyodorkanya padaku.
"apa ini tante?" tanyaku bingung.
"sebelum dia pergi, Rain sempat kasih ini ke tante. Dia bilang buat kamu. Dan jangan sampai dibuka orang selain kamu. Ini..." jelasnya. Aku menerima kotak ungu itu, warna kesukaanku. aku tidak membukanya dan hanya menerk-nerka apa yang ada di dalamnya.
"dibuka yah sayang, tante tinggal dulu.. kamu nanti jangan sore-sore pulangnya" pesannya sembari mengecup keningku dan melambai padaku.
Aku membuka perlahan kotak itu. Tidak ada yang istimewa. Hanya ada sebuah buku bermotif garis hitam putih disana. Aku membuka buku itu. Ternyata ini diary Rain, aku membuka halaman pertama buku itu..
"Dear diary,
hari ini gw sekolah, biasa banget yah? Tp kali ini ada yg gak biasa. Kelas gw kedatangan murid baru, namanya Dila, ga tau kenapa rasanya dia beda dari yang lain. Gw gak ngerti juga deh kenapa gw jadi aneh gini ngeliat dia? Ah, tapi mungkin cuma mimpi aja... Lagian, dia g mungkin mau sama cowo kaya gw..."
oh, aku ingat, hari dimana aku baru pindah dari sekolahku yang lama.Saat itu, aku melihat Rain, dia pendiam sekali. Aku duduk di depanya dan mengajaknya berkenalan..
aku membuka beberapa halaman kemudian..
"Dear diary,
tadi siang, sialnya otak gw kambuh lagi ! Damn!! Tapo tadi ada yg nolongin gw, Dila, yang waktu itu gw ceritain. Dia ngajak gw ke UKS, Tp gw ga mau. Buat apa? Tinggal nunggu mati juga kan?..."
aku juga ingat yang ini,saat aku mau ke toilet, aku mendengar suara orang berteriak, aku nekat masuk toilet cowo dan mendobrak salah satu pintu. Disana, Rain terduduk sambil meringis. Aku tanya kenapa dia? Dia malah menyuruhku pergi. Tapi aku tak bisa meninggalkan dia dgn keadaan seperti itu. Aku nekat merebut handphonenya. Aku mencari nomor orang yg mungkin dapat menolongnya. Ternyata aku menelfon mamahnya, tante Mery, dia sangat kaget dan bilang akn sgera datang kesekolah. Selama itu, aku mengajaknya ke UKS, Tp dia menolak, akhirnya aku membawanya keruang guru.
di halaman yang lain...
"Dear diary,
hari ini, gw seneng... Banget !! Tadi, gw nyoba ngomong sama Dila, gw nembak dia. Dan jawabanya... IYA ! Gw ga nyangka dia mau sama gw, padahal selama 1 semester ini, gw ga bgtu dkt sama dia..."
aku sangat ingat hari itu, hari dimana dia bicara padaku. Dia bilang suka padaku dan memintaku jd pacarnya, saat itu aku tidak ykn dgn perasaanku. Tp, ada sesuatu yg memaksaku untk bilang IYA...
aku mulai terisak lg, tp aku tetap penasaran ingin membaca buku itu terus...
".... Hari ini gw masuk rumah sakit.damn ! Padahal hari ini gw pengen ngajak Dila dinner. Hari ini dia ultah, gw pgn ngasih sesuatu yg special buat dia. Tp gw malah tiduran di RS bgini. Dia pasti marah bgt sama gw ! Hhh... Happy birthday yah Dil, maaf aku ga cukup kuat buat ngerayain bareng kamu, aku lemah, aku minta maaf..."
hari ulang tahunku. saat itu aku benar2 marah pada Rain. Aku sudah menunggunya di resto, Tapi dia tdk datang, dan membiarkanku menunggu lama sekali, aku meninggalkan resto dgn benci, aku sempat memakinya lewat sms. Tapi tidak pernah ada jawaban.
di halaman terakhir buku itu...
"... G tau kenapa, Dila tiba2 dtg ke RS. Darimana dia tau? Gw g pernah jujur sama dia. Tp gw tenang, dia blg g mau kehilangan gw. Dia bawain fethucini kesukaan gw, dia nangis, gw tanya kenapa? Tp dia blg cuma kelilipan. Gw tau dia bohong. Tp, skrg gw udah tenang bwt tinggalin dya. Gw udh divonis dokter g bs sembuh lg. Skrg tnggl nunggu kapan saatnya..."
hari terakhir aku bertemu Rain,aku ada ditempat les. Tiba2, tante mery melambai dan menyuruhku masuk ke mobilnya. Darimana dia tau aku disini? Selama ini, aku tdk pernah dkt dgn keluarga Rain. Hanya sekedar bertemu dan menyapa jika aku sdg main kerumahnya. tante mery cerita padaku di mobil. Dia memintaku ikut dgnya ke RS, tentu aku kaget. Siapa yg sakit ? Trnyata Rain, tante blg, dia daridulu punya penyakit tumor otak. Dia divonis dokter tak bs sembuh lagi. Tante mery terisak, apalagi aku. Kenapa dia tdk pernah blg sbelumny padaku? Aku merasa marah sekaligus sedih, mungkin ini alasan aku terdorong untk blg IYA saat Rain blg cinta padaku, mungkin aku adalah org yg harus membuatnya bhagia disaat trakhirnya, mungkin aku yg harus membuatny mrasakan bhagia memiliki seseorang yg juga sayang padanya. Tapi aku menyesal, aku tdk pernah melakukan itu untk Rain, aku tdk pernah membuatnya senang. Aku selalu marah padanya saat dia telat menjemputku ditempat les.aku memakiny saat tdk datang ke resto. Aku tdk pernah membuatnya bahagia. Aku memutuskan untuk membeli makanan ksukaanya. Dan ikt kerumah skt. Aku trus menahan haru mlihat Rain trsenyum dan memakan fethucini yg kubeli. Lalu aku plg kerumah, dijalan, aku masih menangis.
lalu, secarik kertas jatuh dari selipan buku itu, wangi sekali . disana tertulis..
"hai Dila, km udah baca? Maaf slama ini aku g pernah jujur sm kamu. Mmm... Mungkin pas km bca ini aku udh ninggalin kamu. hahaha. Maaf yah, aku blm sempet bkn km seneng... Aku harap km ngerti. Aku tau aku salah, aku ngajak km ke dunia aku, dan ikt susah brg aku, aku bnr2 nyesel. Kamu boleh benci sm aku. Pantas...
Dan, trimakash udh mau jd miliku, trimaksh udh temenin aku smpai aku pergi..
Kamu boleh bakar buku ini, sobek juga boleh. Atw km simpen jika km mau...
Sorry... -rain-"
Aku terisak. Sangat! Aku memutuskan menyimpan buku itu. Aku memaafkan Rain, bhkan harusny aku yg minta maaf, aku menaburkan bunga ke makam Rain.
"selamat jalan, Rain..." kataku lirih. Aku berbalik meninggalkan makam smbl menggenggam diary Rain.. Dan aku tdk akan membiarkan kenanganya mati juga...
0 comments:
Post a Comment
what do you think?