Ini tentangmu lagi, Sayang.
Entah mengapa, hari ini.
Ketika secara kebetulan itu aku mendengar lagi lagu kenanganku padamu.
Ya, mungkin ini takdir.
Mungkin takdir sengaja membuatku mengingatmu lagi.
Mungkin takdir ingin membuatku bertambah sakit lagi, sengaja.
HAHAHA.
Takdir sengaja membuka pikiranku tentang kenangan lama, lagi.
Yang selama beberapa bulan ini berhasil aku kubur, rapat sekali.
Takdir membuka kenyataan pahit tentang, Aku tidak pernah ada di hatimu. Yang terpaksa aku setujui dan aku kenang itu.
Entah mengapa dengan mudahnya takdir membakar pelindungku dari luka lama.
Aku berusaha kuat. Tegar.
Tapi gagal, Sayangku.
Takdir melumpuhkan persenjataan yang berusaha ku lengkapi untuk membencimu.
Aku gagal membencimu.
Lalu sekarang apa ?
Mengapa aku begitu bodoh menyayangimu walau sudah jelas KAU JUGA MEMBENCIKU, SANGAT.
Sayang...
Bolehkah aku bicara ?
Sekali dalam hidupmu, dengarkanlah aku..
Sayang...
Aku ingin kau tau. Hatiku milikmu sepenuhnya.
Walau hatimu sangat menolak kehadiranku.
Aku ingin kau tau.
Yang aku inginkan adalah, berpisah denganmu sebagai, Teman.
Bukan meninggalkanmu dengan status, Musuh Besarmu.
Aku tak ingin hatimu juga membenciku.
Izinkanlah aku mengenangmu.
Mungkin, aku yakin suatu saat, jika aku berusaha dengan keras.
Aku dapat merajut lukaku yang telah kau kikis, Lagi.
Seperti beberapa waktu lalu.
Aku pasti (mungkin) dapat melupakanmu lagi.
Seperti yang pernah ku lakukan sebelumnya.
Berharaplah, Sayang.
Agar perasaanku yang rumit ini hanya bertahan beberapa detik.
Dan aku akan lupa pernah menangisimu malam ini hanya karena 'Lagu Kesakitanku' itu.
Berharaplah, Aku akan tidur malam ini dengan mimpi indah.
Datanglah kamu ke mimpiku malam ini, Sayang.
Perbolehkan aku mendekap tubuhmu dalam mimpiku sendiri.
Dan esok hari..
Aku lupa mimpiku itu.
Semua kembali normal.
Kehidupanku yang biasa 'saat ini' .
Kehidupan normal, pagi yang lainnya.
Kamu, hidup bahagia dengan kekasihmu, disana.
Dan aku, tetap setia memuja sakit, disini.
Normal. Biasa.
Bantu aku melupakanmu, lagi, Sayang..
Lupa akan kenyataan pahit yang terpaksa aku angguki.
07 Oktober 2009.
22. 22 WIB.
_Berlian Nardila Putri.
0 comments:
Post a Comment
what do you think?