.. Dan lalu aku sambut genggaman tangan malaikat itu. Ragu menyusup relungku.
Dia berkata "Jangan takut, Sayang. Kesedihan itu menyenangkan. Kau akan bersamaku dalam kekecewaan, Sayang. Percayalah padaku."
Aku seakan terbius akan kata-kata nya. Yang walau ku tahu licik tersembunyi dalam senyumnya.
Aku ikut terbang dalam kesesatan. Hatiku terlalu kecewa untuk berfikir jernih. Malaikat itu begitu cantik dan menuntun langkahku ke dalam ketersesatan. Aku memanggil dia "Astray" .
Dan sampailah aku di langkah dimana aku benar2 bersahabat dengan kekecewaan dan Astray . Aku menyenangi tangis dan menerima sesat. Aku dibelenggu oleh sedih dan didekap tangis. Semua adalah sahabatku sekarang dan mereka berjanji akan ada di sampingku kapanpun. Dan aku percaya mereka.
"Lihat dirimu, Sayang. Lihat orang-orang di masa hidupmu itu. Mereka haya seorang hina! Mereka telah mengecewakan gadis manis sepertimu, Sayang. Mereka membuatmu menangis. Untuk itu, tinggalah denganku di sini, bersamaku. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku akan memeluk tangismu. Aku akan kecewa bersamamu. Yakinlah, Sayang. Aku bagian dari sedihmu." Astray membujukku dan aku percaya dengan polosnya. Aku mulai terikat pada Astray. Aku yakini bahwa kecewa itu memang takdirku.
Yakini bahwa aku tidak membutuhkan 'bahagia' . Hanya Sedih, tangis dan kecewa yang setia menggenggamku. Sekarang aku percaya.
Aku tak akan kembali.
Selamat tinggal tawa, aku tidak membutuhkanmu karena aku sudah mati rasa.. Aku kecewa padamu, yang berarti baik di duniaku yang sekarang..
0 comments:
Post a Comment
what do you think?