Tentang kamu lagi dan lagi.
Seperti yang aku bilang.
Mungkin kini takdir ingin membalaskan dendam padaku.
Dengan cara menyakitiku setiap hari. Berturut-turut, Selama satu minggu ini.
Takdir yang memaksaku mengingat kenangan lama.
Yang pahit-pahit.
Termasuk bagian ter menyedihkan tentang harapanku padamu.
Aku merasakan lagi udara sejuk saat aku terdiam dikamarku, mengingat kejadian bersamamu hari itu.
Aku merasakan lagi, pusingnya ketika airmataku jatuh saat menuliskan sebuah puisi untukmu, tersimpan rapih di buku harianku dulu.
Aku, mungkin, sengaja menyimpan kesakitan itu.
Untuk aku kenang beberapa waktu lagi. Dan berharap aku sudah tertawa, mentertawakan kebodohanku.
Mungkin sekaranglah saatnya.
Akhirnya atmosfer yang aku simpan itu berguna sekarang.
Tapi aku belum tertawa.
Keadaanku semakin buruk saja setiap harinya.
Aku belum (tidak) mentertawakan kebodohan masa laluku.
Aku merasakan lagi.
Bagian kenanganku dimana aku berlari sendiri, sakit hati.
Saat kau bilang "Semua gara2 kamu!"
Memang benar.
Gara2 aku hidupmu hancur.
Gara2 aku hatimu kecewa.
Gara2 aku kau juga menangis.
Aku yang memaksamu ikut tersesat bersamamu.
Aku sudah minta maafkan ?
Walau ku tau luka di hatimu tak kan hilang.
Setidaknya dapat membuatku tenang untuk pergi, Forever.
Dan tiba-tiba.
Takdir mem flashback kenanganku ke 9tahun lalu.
Dimana aku, berteman baik dengan cinta pertamaku, saat Taman Kanak-kanak.
Teman masa kecilku, bernama, Dhiki.
Teman masa kecilku.
Ketika aku masih polos berteman dengan laki-laki.
Hai, Dhiki.
Bahkan aku sudah tidak tau kamu dimana.
Terakhir aku bertemu kamu. Saat kita melepas masa bermain kita.
Menjadi masa pendidikan dasar.
Aku sudah tidak bertemumu lagi sejak 9tahun yang lalu.
Semua kenangan bersamamu. Terasa manis sekarang.
Perhatian kecil, D.
Saat kau membelaku saat jam istirahat, yang dulu kuanggap biasa.
Sekarang melemahkan hatiku.
Saat kau bersepeda, mengajakku bermain bersama sore hari.
Terasa istimewa untukku.
Sekarang terasa, aneh?
Mungkin karena kita telah menepuh cerita sendiri selama 9tahun.
Ya, halo..
Saat itu aku bersahabat dengan idola sekolah, yang aku tidak sadari. Bodoh.
Teman kecilku..
Jika kita bertemu kembali, meskipun aku tak yakin kau mengingatku.
Kau mau bantu aku ?
Kau mau membelaku sekarang, seperti dulu kau membelaku dari anak jahat yang merebut tempat makanku ?
Bela aku dari pria jahat yang menghancur hatiku.. Teman.
08 Oktober 2009.
11 . 00 WIB.
0 comments:
Post a Comment
what do you think?