Pages

Wednesday, October 7, 2009

"Jangan khawatir, Sayang. Kau akan terbiasa bersedih semakin lama lagi... "

Pengharapan lagi..
Penyesalan lagi..
Tak aku tolak itu
Biarlah lukaku tak mengering

Selalu begitu, kan ?
Pada akhirnya yang jahatlah yang kalah.
Itu sudah menjadi takdir.

Tiba-tiba aku mulai percaya
Pada kalimat yg telah akrab ku dengar.
Mungkin memang beberapa orang tidak ditakdirkan untuk bahagia.
Itu benar!
Dan sangat pahit kala ku lihat namaku terpampang menyedihkan di daftar itu. Aku lah salah satu nya. Dan aku juga berusaha berpikir, kalau airmata itu manis... Bagiku memeluk perih adalah hal yang menyenangkan.
Mencumbu sakit merupakan jalan tujuanku.
Hingga nanti...

Hingga fajar berubah terang dan pagi berubah remang. Hingga mata tak dapat membuka lagi.
Hingga mati.. Dan berusaha mengira lagi dan lagi..

Kematian itu mudah.
Tenang dan damai.. Sedetik kemudian kau akan mati rasa. Tak ada sakit lagi dan lalu pergi.
Menusuk jantung itu perih. Rasakan perlahan nadimu berhenti. Hingga nanti.. Hingga nanti kau mati rasa.

Mungkin memang tak ditakdirkan untuk bahagia.
Aku harus selalu terbuang.
Aku harus melupakan bagaimana rasanya bahagia.
Aku akan merindukan kebahagiaan untuk ku kenang saat aku terbelenggu sakit dan sedang meringis perih, lagi. Nanti, hingga selamanya.
Sampai fajar berubah terang.

Dan makhluk cantik yg sempurna datang menggenggam tanganku dan berkata "Ikutlah denganku. Jangan khawatir, Sayang. Kau akan terbiasa bersedih semakin lama lagi. Kau akan suka tinggal di neraka sana. Percayalah, Sayang."

1 comments:

Anonymous said...

sweet....

Post a Comment

what do you think?